Headlines News :

Home » » Pemimpin, Pasrah dan Nerimo

Pemimpin, Pasrah dan Nerimo

Written By Unknown on 11 Juni 2012 | 01.06


Pemimpin yang pasrah
Sejak kecil dulu, simbah selalu berpesan agar dalam mengarungi kehidupan ini kita selalu pasrah dan nerimo. Pasrah artinya menyerahkan semuanya pada kehendak Tuhan, Allah atau Gusti Allah. Nerimo maksudnya tidak boleh mengeluh atas apapun yang terjadi pada diri kita, baik tentang masalah pekerjaan, perlakuan orang lain, interaksi dengan keluarga dan lingkungan, kesehatan dan lain-lain. Semuanya cukup dilakoni dengan sabar dan selalu mengedepankan sikap yang bijaksana, simpati dan empati.
Sikap pasrah dan nerimo ini sangat berkembang di Indonesia khususnya di pulau Jawa. Ajaran kejawen memang selalu mengajarkan agar manusia itu selalu pasrah dan nerimo, selalu eling dan waspodo, dan selalu menyadari jati-dirinya.  Ini konsep ajaran yang sangat bagus dan bermanfaat jika diletakkan pada posisi yang tepat.
Konsep ajaran ini mulai berkembang sejak jaman kerajaan dahulu kala, dimana seorang raja dianalogikan sebagai Tuhan. Sabda panditaning ratu, perkataan raja adalah kebenaran dan wajib dijalankan. Rakyat tidak boleh protes, harus tunduk dan patuh kepada rajanya. Sebagian hak rakyat dihilangkan dan mereka hanya boleh pasrah dan nerimo. Lupakan semua bukti sejarah tentang berbagai intrik dan konflik internal yang ada di lingkungan kerajaan pada waktu itu. Pokoknya raja tidak mungkin salah, dan rakyat harus pasrah dan nerimo.
Agar sikap pasrah dan nerimo ini berlanjut, maka harus digabungkan dengan tempat curhat sejati, yaitu Gusti Allah yang memberikan kehidupan ini. Pasrahkan saja semua kejadian kepada Tuhan, maka kita akan hidup bahagia. Kalau ada kejadian yang kurang baik, curhatlah habis-habisan kepada Tuhan yang memberikan kehidupan ini. Tidak ada sikap pasrah dan nerimo yang tidak dikaitkan dengan Tuhan, karena hanya kepadaNya-lah semua pikiran harus diarahkan. Soal diterima atau tidak curhat kita, itu tidak perlu dibahas. Permohonan tidak selalu dikabulkan. Perlu instrospeksi diri berkelanjutan, kalau perlu sampai akhir hayat dikandung badan.
Jika kita berada dalam posisi sebagai pemimpin atau seorang pengambil keputusan, jelas sikap pasrah dan nerimo ini tidak bisa diterapkan seratus persen. Ada saat-saat dimana seorang pemimpin harus tegas dan mengorbankan kepentingan sebagian kecil rakyatnya demi kepentingan yang lebih besar bagi rakyat lainnya. Seorang pemimpin tidak boleh nerimo dengan kenyataan bahwa negaranya banyak dikorupsi dan rakyatnya banyak yang melarat. Dia harus berjuang keras untuk mengentaskan kemiskinan dan membentuk negara yang adil, makmur, aman dan sejahtera. Pemimpin tidak boleh sekedar pasrah dan nerimo. Dia harus bersikap kreatif, pendobrak, enterpreneurship, tegas dan bijaksana.
Oleh karena itu, para pemimpin dan pejabat tidak boleh memiliki sikap pasrah dan nerimo. Mereka harus berdiri di depan dan memberi contoh yang baik bagi rakyat. Pemimpin tidak boleh berjiwa pengecut dengan berbagai alasan yang dicari-cari. Pemimpin harus mampu menyisihkan kehidupan pribadi dan keluarganya demi kepentingan bangsa yang jauh lebih besar. (LM)
Share this article :

0 komentar :

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Loading....

Sering dilihat

Jadwal Sholat

Berlangganan Artikel

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

 
Copyright © 2011. Maheswaranet - Just out of my mind - All Rights Reserved
Support : Maz Template
Template Edited by Ilu2Mz
Proudly powered by Blogger