Headlines News :

Home » » Lesbianisme, gaya hidup atau Abnormalitas Sexual?

Lesbianisme, gaya hidup atau Abnormalitas Sexual?

Written By Unknown on 11 Juni 2012 | 00.34


lesbi
Di Indonesia, Lesbianisme rupanya berkembang cukup pesat dalam wilayah sosial kemasyarakatan. Kalau dulu, perempuan lesbi sebisa mungkin menyembunyikan jati dirinya, tapi saat ini mereka berhimpun dalam wadah atau organisasi yang semua orang bisa mengetahuinya. Lihat saja, grup-grup lesbian yang bertebaran di Facebook maupun situs-situs dewasa lainnya. Lantas pertanyaannya, apakah Lesbianisme saat ini menjadi gaya hidup? Bukankah lesbian merupakan abnormalitas atau penyimpangan seksual? 
Lesbianisme tergolong dalam abnormalitas seksual yang disebabkan adanya partner-seks yang abnormal. Lesbianisme berasal sari kata Lesbos. Lesbos sendiri adalah sebutan bagi sebuah pulau ditengah Lautan Egeis, yang pada zaman kuno dihuni oleh para wanita (dalam Kartono, 1985). Homoseksualitas dikalangan wanita disebut dengancinta yang lesbis atau lesbianisme. Memang, pada usia pubertas, dalam diri individu muncul predisposisi (pembawaan, kecenderungan) biseksuil, yaitu mencintai seorang teman puteri, sekaligus mencintai teman seorang pria.
Pada proses perkembangan remaja yang normal, biseksualitas bisa berkembang menjadi heteroseksual (menyukai lawan jenis). Sebaliknya jika prosesnya abnormal, misalnya disebabkan oleh faktor endogin atau eksogin tertentu, maka biseksualitas bisa berkembang menjadi lesbian, dan obyek-erotisnya adalah benar-benar seorang wanita. Pada umumnya, cinta seorang lesbianisme itu sangat mendalam dan lebih hebat dari pada cinta heteroseksual. Meskipun pada relasi lesbian, tidak didapatkan kepuasan seksual yang wajar. Cinta lesbian juga biasanya lebih hebat daripada cinta homoseksual diantar kaum pria.
Gejala Lesbianisme antara lain disebabkan karena wanita yang bersangkutan terlalu mudah jenuh terhadap relasi heteroseksualnya, misalnya suami atau kekasih prianya. Seorang yang lesbian tidak pernah merasakan orgasme. Penyebab yang lain adalah pengalaman traumatis terhadap seorang pria atau suami yang kejam, sehingga timbul rasa benci yang mendalam dan antipati terhadap setiap laki-laki. Kemudian ia lebih suka melakukan relasi seks dan hidup bercinta dengan seseorang wanita lain. Wanita lesbian menganggap relasi heteroseksual tidak bisa membuat dirinya bahagia, relasi seksnya dengan sesama wanita dianggap sebagai kompensasi dari rasa ketidakbahagiaannya tersebut.
Nah, baik lesbianisme pada wanita maupun homoseksualitas pada laki-laki banyak distimulir oleh hormon eksogin dan faktor lingkungan. Lantas apakah Lesbianisme merupakan sebuah gaya hidup ataukah abnormalitas seksual? kesimpulannya diserahkan sepenuhnya kepada pembaca, dan yang mesti di ingat sebelum menyimpulkan adalah pada faktanya kaum lesbi menjadi sebuah gaya hidup para wanita ketika issue gender semakin menguat. Menuduh mereka abnormalitas secara seksual juga terlalu naif, karena kaum lesbian di Indonesia belum ada yang diteliti hormon penyebabnya. Bisa jadi semakin banyaknya lesbian Indonesia karena ‘ketidakmampuan’ laki-laki menempatkan perempuan dalam tempat yang seharusnya. 
Ciri-ciri lesbi

1. Jika ada seorang wanita yang mempunyai penampilan mirip seorang laki-laki, bisa jadi wanita tersebut adalah seorang lesbian. Namun meskipun begitu, wanita dengan tampilan laki-laki tidak semuanya seorang lesbian.

2. Ciri kedua jika ada wanita yang suka memegang, meraba, atau mencolek bagian tubuh wanita lain seperti dada dan sejenisnya, sudah bisa di pastikan wanita itu adalah lesbian jika dia sering melakukan hal itu. Bisa di katakan begitu karena secara umum hal itu hanya di lakukan oleh kebanyakan kaum pria saja.

3. Seandainya ada wanita lesbian yang memiliki pacar cowok, wanita ini akan berbeda atau tidak terlalu beromantis ria dengan pacarnya dan juga mereka akan jarang melakukan kencan.

4. Ciri lain dari wanita seperti ini bisa di lihat dari cara dia memperhatikan teman wanitanya. Jika kebaikannya terlihat berlebihan atau tidak selayaknya seperti seorang teman. Untuk masalah seperti ini biasanya wanita lesbian akan lebih sering memberi sesuatu yang kalau di lihat dari kemampuan dia memberi bisa di katakan sangat istimewa.

Itu dulu ciri wanita penyuka sesama jenis yang saya berikan. Masih bicara soal wanita lesbi. Wanita lesbi itu bisa berubah menjadi wanita normal lagi jika dia mau berusaha. Tapi jika intensitasnya terlalu tinggi maka dia akan sulit untuk berubah.
Share this article :

0 komentar :

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Loading....

Sering dilihat

Jadwal Sholat

Berlangganan Artikel

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

 
Copyright © 2011. Maheswaranet - Just out of my mind - All Rights Reserved
Support : Maz Template
Template Edited by Ilu2Mz
Proudly powered by Blogger